Kata “surga”
sepertinya cukup layak disematkan untuk pantai-pantai nan cantik di ujung
selatan provinsi Gunung Kidul, Yogyakarta.
Siapa sangka di
provinsi yang terkenal dengan kegersangannya itu menyimpan belasan bahkan
puluhan pantai dengan pemandangan begitu mempesona.
Ombak yang cukup
bersahabat serta pasir putih yang membentang luas begitu memanjakan siapapun yang
mengunjungi pantai tersebut.
Hanya saja semua
keindahan itu tidak dapat kita nikmati dengan mudah. Jalanan di Gunung Kidul
memang berkelok-kelok, banyak tanjakan dan tikungan yang begitu curam disana.
Namun semua itu dibayar lunas dengan keindahan pantainya. Nggak usah jauh-jauh
ke Bali untuk menikmati pasir putih, karena hampir semua pantai di Gunung Kidul
mempunyai pasir putih.
Berbicara mengenai
pantai, pada tanggal 20 Januari 2013 kemarin saya dan teman-teman kelas
mengadakan touring ke Gunung Kidul. Kami berencana untuk mengunjungi pantai Siung
dan pantai Pok Tunggal. Dari kota Jogja kami membutuhkan waktu ±3 jam untuk mencapai tujuan pertama kami Pantai Siung. Waktu yang kami
tempuh sangat lama, maklum saja kami sering berenti sejenak di jalan. Selain
itu ada moment (tilang) dijalan, jadi ya begitulah hahaha. Mungkin kalo
perjalanan lancar dari kota Jogja hanya membutuhkan waktu 2-2,5jam saja.
Untuk masuk ke Pantai
Siung kami dipunggut biaya 3000/orang dan 2000 untuk parkir motor. Pantai Siung
saat itu sedang tidak begitu ramai, jadi kami bisa leluasa bermain disana. Kami
menyewa tikar seharga 10.000 disana, duduk menikmati deburan ombak dan bermain
pasir putih bersama-sama. Karena tiba disana pada pukul 11.00, jadi cuaca di
pantai begitu panas. Rata-rata dari kami hanya duduk di tikar dibawah pohon
yang sejuk, sedangkan beberapa teman pria sedang asyik berenang disana. Di
pantai Siung terdapat karang besar di tengah lautan. Sedangkan kanan kiri
pantai diapit oleh tebing. Cukup indah memang, hanya saja kami tiba di waktu
yang kurang tepat. Matahari sedang duduk di singgasananya, begitu panas. Lepas
menikmati suasana pantai, kami makan siang di salah satu rumah makan disana. Di
Pantai Siung memang tidak terlalu banyak rumah makan. Soal harga, standar lah
ya. Hanya saja, sedikit lebih mahal dari harga rata-rata kalau kita makan di
rumah makan di daerah pantai di Bantul (Parangtritis, Depok, Kwaru, dll). Soal
rasa sih standar juga, yang jelas sambel uleg nya nampol banget dan sukses
membuat teman saya bercucuran keringat hahaha
Setelah puas
menikmati keindahan pantai Siung, kami melanjutkan ke destinasi kedua kami
yaitu Pantai Pok Tunggal. Ibarat seorang perempuan, pantai Pok Tunggal ini bisa
dibilang masih gadis. Belum banyak orang yang mengetahui keberadaannya, pantai
“baru” gitu deh. Tapi jangan tanya akses jalan menuju pantai Pok Tunggal. Luarrrrrrrr
biasaaaaa menguji adrenalin. Untuk menuju pantai itu kami harus melewati jalan
setapak yang belum di aspal. Jalannya begitu licin, ditambah tanahnya yang
masih basah akibat guyuran air hujan. Jalan disana hanya berukuranlebar ±1.5 meter. Hanya cukup untuk lewat satu mobil. Tidak hanya jalanan yang
licin saja, tetapi jalannya juga naik turun. Terus disamping jalan itu adalah
jurang mini. Kenapa saya bilang mini, karena disamping jalan itu ada ladang
milik penduduk yang letaknya lebih rendah 5-10meteran. Jadi kalo kita nggak
hati-hati, kita bisa jatuh ke dalam jurang mini itu. Dari jalan raya menuju
pantai kami membutuhkan waktu ±30menit menuju
pantai. Bayangkan saja, selama setengah jam saya diliputi rasa dag dig dug.
Udah bener-bener kaya jejak petualang deh.
Tapi rasa lelah itu terbayar
lunas oleh pemandangan pantai Pok Tunggal yang sungguh menawan. Air laut yang
biru, deburan ombak yang bergulung dengan cantiknya, serta hamparan pasir putih
yang nampak bak permadani yang dibentangkan begitu memanjakan mata.
Payung-payung pantai nampak rapi berjejer di tepian pantai. Sungguh luar biasa
Tuhan menciptakan alam semesta ini.
Kami tiba di pantai
Pok Tunggal pukul 3sore, cuacanya sangat cocok untuk bermain air. Tanpa ragu
saya dan teman-teman bercumbu dengan ombak pantai Pok Tunggal. Ombak pantai
begitu ramah menyambut kedatangan setiap wisatawan. Senaaaaaaang sekali rasanya
bermain air bersama teman terkasih. Berteriak melepaskan segala penat di dada.
Serta merefresh otak yang akhir-akhir ini bekerja ekstra selama UAS. Setelah
lelah bermain air para pria asyik bermain bola, sedangkan para wanitanya
memilih duduk di tepi pantai. Ah Indahnyaaaa. Sesekali ombak datang membasuh
kaki kami. Pantai ini begitu bersih, tak ada satu pun sampah yang saya lihat.
Ya semoga kelak jika sudah banyak yang mengetahui pantai Pok Tunggal, pantai
ini masih tampak bersih. Sama seperti saat dimana saya mengunjungi pantai ini.
Oh iya untuk masuk ke pantai ini, kami tidak dipungut biaya sepeser pun. Hanya
membayar parkir saja, 2000/motor. Sebenarnya saya enggan beranjak dari pantai
ini, betah rasanya duduk santai di pantai yang menawarkan keindahan ini. Hanya
saja kami harus pulang sebelum sang matahari kembali ke peraduannya. Karena
jika kami pulang sedikit larut, jalanan begitu gelap. Tidak ada satu lampu pun
di jalan. Hanya lampu motor yang membantu pencahayaan kami.
Pantai Siung dan
Pantai Pok Tunggal recomended sekali bagi pembaca yang ingin mengisi hari
liburnya ke kota Jogjakarta. Akhir kata, terima kasih Tuhan telah menciptakan
semesta dengan segala keindahan-keindahannya. Semoga seluruh umat manusia dapat
memegang amanahMu untuk menjaga serta merawatnya. Subhanallah ..
Pantai Pok Tunggal |
Pantai Siung |
0 komentar:
Posting Komentar