Kamis, 28 November 2013

Anggia Shitta Awanda: Sosok Atlet yang Dekat dengan Keluarga




Anggia Shitta Awanda merupakan salah satu pebulutangkis muda terbaik Indonesia yang kini bermain di nomor ganda. Anggi begitu sapaan akrabnya lahir di Bekasi, 22 Mei 1994. Prestasinya di dunia bulutangkis memang cukup membanggakan, beberapa kali ia mampu berdiri di podium tertinggi pergelaran Djarum Sirkuit Nasional. Sedangkan salah satu prestasi terbaiknya adalah menjadi runner-up di BWF World Junior Championships 2011 bersama Shella Devi Aulia.

Anggia merupakan putri sulung di keluarganya, ia memiliki seorang adik bernama Vionia Merryn Awanda. Rasa penasaran saya akan sosok Anggia membuat saya tertarik untuk mencari informasi tentang Anggia melalui adiknya. Menurut Vion, kakaknya itu memang suka bermain bulutangkis sejak kecil. Anggi kecil sering mengajak teman-temannya bermain bulutangkis. Hal itulah yang membuat kedua orangtuanya memasukkan Anggia kecil ke sebuah klub bulutangkis. Meskipun kedua orangtuanya tidak memiliki latar belakang atlet, namun kedua orangtua Anggi begitu mendukung karier sang putri. Ketika duduk di kelas 1 sekolah dasar, Anggi bergabung ke sebuah klub bulutangkis bernama PB. Bina Pratama.

Melihat prestasinya yang kian membaik, ketika duduk di kelas 1 SMP Anggi pun berlabuh ke klub bulutangkis yang sudah berhasil mencetak atlet-atlet handal Indonesia bernama PB. JAYA RAYA. Anggia bermain rangkap, baik di sektor tunggal maupun ganda. Namun lambat laun kepiawaian Anggi di nomor ganda lebih terlihat sehingga membuatnya lebih fokus untuk bermain di sektor ganda. Terbukti, bersama Shella Devi Aulia, Anggi mampu mempersembahkan sebuah medali perak untuk Indonesia di BWF World Championships 2011. Kini Anggi bermain di nomor ganda putri bersama Della Destiara Haris.

Sosok Anggi yang terlihat gahar di lapangan ternyata tidak berlaku ketika ia berada di luar lapangan. Atlet yang mengidolakan sosok superman itu ternyata merupakan atlet yang begitu dekat dengan keluarganya, terutama dengan Vion adiknya. Meskipun jarang bertemu karena Anggi harus tinggal di asrama, namun layaknya adek dan kakak Vion dan Anggi pun begitu dekat. Menurut Vion, Anggi merupakan sosok kakak yang baik, nggak pelit, tapi kadang suka ngeselin. Vion mengaku, sesekali ia merasa kangen dengan sang kakak, apalagi kalau Anggi sedang bertanding ke luar negeri yang memakan waktu lama. Untuk melepaskan rasa kangennya, kedua kakak beradik yang wajahnya begitu mirip ini sering berkomunikasi via Skype.


Ketika sedang ada waktu luang, kedua kakak beradik yang sama-sama mengidolakan sosok penulis muda berbakat Raditya Dika ini sering menghabiskan waktu untuk makan bersama di luar, menonton film, atau sekedar jalan-jalan dan curhat-curhatan. Vion mengaku senang dan bangga memiliki kakak seperti seorang Anggia Shitta Awanda. Harapan terbesar Vion adalah agar sang kakak dapat menjadi juara dunia secepatnya. Vion juga berharap agar Anggi tetap menjadi pribadi yang rendah hati, nggak pelit, dan makin bisa diajak kerjasama dengannya (kerjasama apa hayo? Hehehe). Selain dekat dengan sang adik, Anggi juga dekat sekali dengan mami papi nya. Rendang dan dendeng buatan sang mami pun masih menjadi makanan favoritnya. Sama halnya dengan anak-anak lain, Anggi juga sering bermanja-manjan dengan kedua orangtuanya ketika sedang berada dirumah. Menurut penuturan Vion, Anggi pun tidak merasa malu dicium orangtuanya di depan banyak orang. Padahal banyak kan, orang yang suka malu-malu gitu kalau dicium orangtuanya hehehe

Dengan usia yang baru menginjak 19 tahun, tentu kita semua berharap agar Anggia kelak dapat mengekor prestasi senior-seniornya dan dapat menjadi atlet Indonesia yang menorehkan prestasi membanggakan di tingkat Internasional. Sukses terus Anggi, jangan pernah berhenti berusaha untuk menjadi yang terbaik. Bawa harum nama Indonesia dan bawa merah putih berkibar dengan gagah di negeri orang. aminnn. #SalamRaket


Senin, 25 November 2013

Lana Adriana Sarah: Tidak Ada Kata Terlambat


Lana Adriana Sarah: Tidak Ada Kata Terlambat
( Oleh: Erlin T. Wulandari )


Lana Adriana Sarah merupakan seorang atlet putri jebolan sekolah khusus olahragawan Ragunan. Lana, begitu sapaan gadis berambut cepak itu lahir Jakarta, 10 Februari 1995 itu kini bermain di sektor ganda putri bersama Maria Natalia Kartika Mainaky.

Berbeda dengan atlet lain yang sudah menekuni bulutangkis sejak usia yang begitu dini, Lana mengaku baru bermulai bermain bulutangkis ketika duduk di kelas 6 SD. Bahkan ia menyebut dirinya sendiri “atlet telat”. Lana mulai menyukai bulutangkis dikarenakan “ikut-ikutan” tetangga bermain bulutangkis. Lana mengaku keluarganya sama sekali tidak ada latar belakang atlet. Meskipun demikian, keluarga mendukung Lana untuk serius menekuni olahraga tepok bulu angsa itu.

Lana mulai magang di SMP Ragunan ketika ia duduk di kelas 2 SMP, kemudian ketika duduk di kelas 3 SMP ia baru resmi menjadi atlet ragunan hingga tamat SMA. Setelah lulus dari SMA, kini Lana bergabung di Focus badminton club. Klub bulutangkis dibawah binaan pelatih bertangan dingin Richard Mainaky.
Gadis penyuka paru goreng itu mengaku pernah berada di titik jenuh dengan aktifitas keolahragaan yang begitu menyita waktu dan tenaga. Namun Lana mengaku, suntikan motivasi orangtuanya lah yang membuatnya tetap semangat untuk bangkit. 

Ditanya mengenai atlet idolanya, ternyata Lana mengidolakan sosok pebulutangkis asal China bernama Yu Yang. Permainan Yu Yang yang begitu memukau dan susah dikalahkan lawan-lawannya merupakan alasannya mengidolakan atlet bertubuh gempal itu. Ketika ditanya atlet dalam negeri, ternyata Lana mengidolakan sosok pemain senior spesialis nomor ganda Vita Marissa.

Dari sekilas profil Lana Adriana Sarah tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai suatu hal. Untuk adek-adek yang ingin menjadi atlet bulutangkis, nggak ada alasan lagi ya untuk tidak mau jadi atlet karena merasa sudah kalah start alias telat. Tetap semangat untuk memajukan perbulutangkisan tanah air #SalamRaket

” Tidak ada kata terlambat bagi orang yang mau berusaha dan jangan pernah dengar kata-kata orang yang berusaha menghambat kamu untuk maju “
(Lana Adriana Sarah)


Note: Terimakasih untuk wawancara singkatnya Lana

Minggu, 10 November 2013

Profil Andrew Susanto



Andrew Susanto merupakan seorang atlet tunggal putra yang juga merupakan putra semata wayang dari mantan atlet bulutangkis Indonesia bernama Hermawan Susanto dan Sarwendah Kusumawardhani. Pasangan Sarwendah dan Hermawan merupakan atlet yang gemilang di era tahun 1990-an. Prestasi tertinggi Sarwendah ialah menjadi juara dunia pada tahun 1990 setelah mengalahkan rekan senegaranya Susi Susanti. Sedangkan Hermawan, merupakan seorang atlet tunggal putra yang berhasil meraih medali perunggu pada Olimpiade Barcelona 1992. Kedua pasangan atlet bulutangkis tersebut memiliki seorang putra bernama Andrew Susanto. Melalui pesan singkat di Blackberry Messenger, Andrew bercerita panjang lebar mengenai perjalanan karier bulutangkisnya. Andrew mengaku tertarik untuk bergelut di dunia bulutangkis karena ingin meneruskan perjuangan kedua orangtuanya. Mulai bermain bulutangkis sejak umur 5 tahun, kemudian orangtuanya memasukkan Andrew ke klub PB. Mei, klub tersebut juga merupakan klub sang ibu Sarwendah semasa kecil.Ketika ditanya mengenai apakah kedua orangtua mendukung keinginannya terjun di dunia bulutangkis Andrew menjawab:
“Mendukung kok, tapi mama pengen aku sekolah tapi aku tetep nggak mau. Aku pengen jadi atlet kaya dia. Pokoknya aku berusaha dulu, masalah jadi atlet apa enggaknya Tuhan sudah menentukan” jawabnya.
Kejuaraan yang paling berkesan bagi Andrew adalah ketika ia berhasil menjadi juara Australia Junior 2013. Ketika ditanya alasannya, Andrew mengaku setelah tidak bergabung bersama PB. Djarum, Andrew harus merasakan bagaimana repotnya mengurus visa sendiri kalau bermain ke luar negeri. Namun semuanya terbalaskan ketika ia berhasil berdiri di podium tertinggi turnamen itu. Andrew menambahkan meskipun Indonesia hanya mengirim satu atlet putra dan satu atlet putri, namun ia mengaku bangga karena ia bisa mempersembahkan satu emas untuk Indonesia.
Andrew yang lahir di Jakarta 27 Juli 1996 ini berharap kelak ia dapat menjadi pemain dunia, dan bisa meneruskan semua medali yang pernah diraih oleh kedua orangtuanya dan cita-cita terbesarnya ialah ia ingin mengibarkan berdera merah putih di ajang olimpiade dan kejuaraan dunia. Never stop dreaming begitulah motto hidupnya, semoga semua cita-cita Andrew dapat tercapai. Mari kita doakan bersama-sama.

Sabtu, 02 November 2013

Profil Jauza Fadhila Sugiarto




newest pict of me and Jauza, 2015.



Jauza merupakan atlet remaja yang namanya kian meroket berkat prestasinya di Djarum Sirkuit Nasional. Pribadinya yang ramah menyapa siapapun yang menyapanya di jejaring sosial membuat semakin digemari. Kesan pertama saat saya bertemu Jauza adalah anaknya lucu. Meskipun di foto terlihat dewasa karena postur tubuhnya yang bisa dibilang bongsor, namun suara Ocha begitu sapaan akrabnya tidak bisa menipu. Suaranya masih seperti anak kecil hahaha.

Selama perhelatan Djarum Sirkuit Nasional Yogyakarta Open 2013, saya jadi intens ketemu dan ngobrol bersama Jauza. Ya pada awalnya memang pertemuan kami berawal karena saya menemani teman saya mewawancarainya untuk keperluan tugas. Eeh melihat sosoknya yang polos dan ramah, jadi semakin tertarik mengenal Ocha lebih dekat.

Kala itu Jauza bercerita mengenai awal mula ia terjun di bulutangkis. Ia menuturkan bahwa faktor keluarga lah yang menggiringnya menjadi tertarik dengan olahraga itu. Ayahnya Icuk Sugiarto dan Ibu nya Nina Yaroh merupakan mantan pebulutangkis, sang kakak Tommy Sugiarto juga merupakan seorang pebulutangkis. Oleh karena itu Jauza memang sudah mengenal olahraga bulutangkis di usia yang begitu dini, hingga di usia 7 tahun ia mulai fokus untuk berlatih bulutangkis.

Ditanya mengenai kedekatannya dengan sang papa, Jauza mengaku tidak terlalu dekat dengan papanya. Karena kesibukkan papanya membuatnya bahkan jarang bertemu dengannya. Bagi Jauza, sosok sang papa merupakan sosok ayah yang begitu tegas dan disiplin, terutama dalam hal bulutangkis. Hal itu yang kadang membuat Jauza merasa tidak nyaman bila sang papa menonton pertandingan yang ia ikuti. Karena jika ia bermain jelek, ia akan dimarahi oleh papanya.

Jarak usianya dengan kedua kakaknya yang begitu jauh juga membuat Jauza tidak terlalu dekat dengan kakak-kakaknya, apalagi kakaknya yang pertama sudah menikah. Jauza mengaku lebih dekat dengan sang mama. Dan sebagai informasi, kakak pertama Jauza kak Nastassia dan kakak iparnya Jauza itu bekerja di Kemenpora, jadi bisa dibilang semua keluarga berkarier di dunia olahraga.

Ditanya mengenai karier, target terdekat Jauza adalah ia ingin sekali masuk Pelatnas. Dan setelah masuk Pelatnas, ia ingin menjuarai turnamen-turnamen Internasional, dan bahkan menjadi juara dunia di usia muda seperti idolanya Ratchanok Intanon. Saat ini Jauza bermain di dua nomor, yaitu tunggal putri dan ganda putri. Namun prestasinya di nomor ganda lebih bersinar. Tetapi Jauza menuturukan bahwa ia sebenarnya lebih senang bermain di nomor tunggal, namun ia menambahkan di nomor tunggal persaingannya lebih ketat. Ia mengaku, malah justru pelatihnya akan mencobanya untuk bermain di nomor ganda campuran.

Ditanya mengenai makanan favorit, Jauza sempat bingung dan sejenak berpikir, kemudian ia menjawab "rendang". Begitu pula dengan minuman favorit, ia bepikir lama sekali sampai akhirnya berkata "susu".

Mengenai hobby, Jauza mengaku senang mendengarkan musik. Jauza juga senang mengoleksi benda-benda berbentuk Stitch. karena ia sangat menyukai karaktet Stitch.

Begitulah sedikit ulasan profil seorang pebulutangkis muda Jauza Fadhilla Sugiarto. Semoga karier Jauza dapat terus bersinar! Good luck Jauza!



Nama Lengkap: Jauza Fadhila Sugiarto
Nama Panggilan: Jauza, Josa, Ocha.
TTL:Jakarta, 16 April 1999
Mulai bermain bulutangkis: Usia 7 tahun
Klub: PB. Pelita Bakrie, Pelatprov DKI
Makanan Favorit: Rendang
Minuman Favorit: Susu
Bermain: Tunggal putri dan ganda putri bersama Apriani Rahayu
Orangtua: Icuk Sugiarto/Nina Yaroh
Kakak: Nastassia Octaviani Sugiarto, Tommy Sugiarto.
Atlet Idola: Ratchanok Intanon
Warna favorit: Biru
Karakter favorit: Stitch
Musik: One Direction, Big Bang
Jejaring social: twitter @jauzafadhilla, instagram: @jauzafadhilla09