Minggu, 08 Desember 2013

Millicent Wiranto




Profil Millicent Wiranto
[Oleh: Erlin T. Wulandari ]

     Membicarakan mengenai olahraga bulutangkis memang tidak akan ada habisnya. Banyak sekelumit kisah di dalamnya yang menarik untuk dikulik. Mulai dari kejutan-kejutan yang terjadi di lapangan, hingga kehidupan pribadi sang aktor lapangan pun menjadi begitu menarik untuk dikulik.

   Tulisan saya kali ini ingin membahas mengenai seorang pebulutangkis muda berbakat yang memiliki paras menawan asal Indonesia bernama Millicent Wiranto. Apa yang membuat saya menarik untuk mengenal sosok Millicent Wiranto lebih dalam? Jawabannya adalah, pebulutangkis yang kerap disapa Milli ini justru memilih untuk berlatih di negeri jiran Malaysia. Tetapi meskipun demikian, Milli tetap dengan bangga mengenakan nama Indonesia di jerseynya.

      Seperti beberapa tulisan saya sebelumnya, perkenalan saya terhadap Millicent berlangsung melalui bantuan social media. Aplikasi smartphone bertajuk LINE lah yang membuat saya dapat berinteraksi langsung dengan seorang Millicent Wiranto

     Lahir di Medan pada tanggal 29 May 1993, Milli kecil dulunya adalah seorang balerina. Perkenalannya dengan dunia bulutangkis bermula ketika ia sering melihat dan menemani sang kakak yang mengikuti pelatihan bulutangkis di kota kelahirannya Medan, Sumatera Utara. Hal itulah yang kemudian membuat Milli juga tertarik untuk bermain bulutangkis.

     Milli kecil pun bergabung di klub bulutangkis di sekolahnya. Lama berlatih disana, keseriusan Milli untuk terjun di dunia bulutangkis pun kian terlihat. Dan hal itulah yang mendorong Milli untuk merantau ke Jakarta. Ya, ketika berumur 12 tahun, Milli terbang ke Jakarta dan berlabuh ke klub bulutangkis yang telah berhasil mencetak juara dunia seperti Liliyana Natsir bernama PB. Tangkas.

     Disana lah permainan Milli semakin matang, lama berlatih disana prestasi Milli pun kian terlihat. Hingga pada tahun 2011, nama Millicent Wiranto tercatat sebagai salah satu atlet yang menghuni Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.

     Namun sayangnya tak lama di Pelatnas, di akhir taun 2012 Milli keluar dari Pelatnas dan kembali berlatih ke klubnya. Nah, ketika Milli berlatih di Pelatnas ia dilatih oleh seorang coach asal China bernama Li Mao. Sama halnya dengan Milli, coach Li Mao pun juga keluar dari Pelatnas. Coach bertangan dingin itu kemudian melatih sebuah klub bulutangkis di negeri Jiran Malaysia. Coach Li Mao lah yang kemudian mengajak Milli untuk bergabung bersamanya di Kawasaki Badminton Club atau yang disebut KBC.
Ditanya mengenai perbedaan berlatih di klub Malaysia dan Indonesia Milli menjawab

“Ya sama aja bedanya ya di pelatih aja setiap pelatih kan beda-beda cara ngelatih nya” tuturnya

     Selama 11 bulan berlatih di Malaysia, Millie tetap membawa nama Indonesia di setiap turnamen yang ia ikuti. Kecintaannya terhadap bumi pertiwi yang membuatnya kekeuh mencantumkan nama Indonesia di jersey nya. Milli menceritakan, selama ini belum pernah ada tawaran untuk bergabung memperkuat tim Malaysia. Namun ia menambahkan, meskipun nantinya ada tawaran untuk itu Milli tidak akan menerimanya. Karena ia masih ingin membawa harum nama Indonesia di kancah internasional. Ditanya mengenai harapan untuk kariernya ke depan Milli menuturkan

“Yang pasti ingin jadi  juara di kejuaraan besar dan Olympic  dan tentunya saya ingin bisa membanggakan nama Indonesia”

     Di tengah mulai pudarnya rasa nasionalisme pemuda dan pemudi tanah air, ternyata masih ada sosok seperti Millicent Wiranto yang masih begitu mencintai tanah airnya. Padahal sudah menjadi rahasia umum kalau banyak atlet-atlet bulutangkis Indonesia yang memilih berpindah kewarganegaraan dan memperkuat tim negeri orang karena berbagai pertimbangan, yang salah satunya adalah jaminan akan kehidupan yang lebih baik.

     Ya semoga saja, semua atlet-atlet Indonesia tanpa terkecuali dapat memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Agar kecintaannya terhadap tanah air tak pudar hanya dengan iming-iming rupiah.
Sekian #SalamRaket dan Dukung Terus Perbulutangkisan Tanah Air.
Jangan lupa kunjungi akun wordpress saya di www.seputarbulutangkis.wordpress.com


Senin, 02 Desember 2013

Gregoria Mariska: Berprestasi di Usia Muda



Oleh:
[Erlin T. Wulandari]

Hari ini, perhelatan akbar Kejurnas Bulutangkis 2013 memasuki hari terakhir. Turnamen yang digelar di Pulau Dewata, Bali ini menampilkan berbagai kejutan. Banyak atlet-atlet yang diunggulkan justru tersingkir di babak awal. Namun nasib tak mujur mereka rupanya tidak berlaku untuk atlet berparas cantik asal PB. Mutiara Bandung bernama Gregoria Mariska.

Jorji yang biasanya turun di level remaja selama keikutsertaannya di turnamen Djarum Sirkuit Nasional harus naik satu level ke tingkat taruna. Tentu lawan-lawan yang akan dihadapi gadis penggemar Coboy Junior ini lebih sulit.

Di babak perempat final, Jorji harus menghadapi Berlian Sudrajat, sempat unggul di set pertama, Jorji gagal mempertahankan kemenangannya di set kedua. Berlian pun memaksa untuk bermain rubber game, dengan perolehan angka yang ketat, akhirnya Jorji berhasil memperoleh satu tiket ke semifinal setelah berhasil menekuk Berlian dengan skor akhir 21-19 15-21 21-18.

Sedangkan di babak semifinal, Jorji harus menghadapi Intan Dwi Jayanti, pemain PB. Djarum yang juga memperkuat tim Indonesia di pergelaran World Junior Championships. Intan tentu bukan lawan yang mudah bagi Jorji, usia Intan yang jauh lebih tua dengannya tentu membuat jam terbang Intan lebih banyak. Jorji harus mengakui keunggulan Intan di set pertama dengan skor 19-21. Namun kerja keras dan keuletannya membuat Jorji berhasil melumpuhkan perlawanan Intan dan berhasil menutup pertandingan dengan skor akhir 19-21 21-16 21-7. Satu tiket final pun sudah dikantonginya.

Di babak final yang digelar hari Sabtu 30 Desember lalu, Jorji harus menghadapi Arinda Sari Sinaga yang juga merupakan atlet binaan PB. Djarum sama seperti lawan Jorji sebelumnya Intan Dwi Jayanti. Berhadapan dengan atlet yang 4 tahun lebih tua dengannya tentu membuat langkah Jorji menuju podium juara terasa lebih berat. Namun lagi-lagi, atlet yang sering dijuluki ratu sirnas ini kembali menunjukan permainannya yang begitu memukau. Akurasi pukulan, kerja keras, dan ketenangan dalam bertanding membuat Jorji berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Kejurnas 2013 ini. Ya, Gregoria Mariska berhasil menjadi juara di nomor tunggal putri kategori taruna setelah berhasil menekuk Arinda Sari Sinaga dengan skor akhir 15-21 21-18 21-13.

Dengan prestasi yang ia ukir sepanjang tahun ini, tak berlebihan rasanya memberi julukan padanya si “anak ajaib”. Semoga Jorji mampu mempertahankan segala prestasi yang ditorehkannya, bahkan menjadi lebih dan lebih baik lagi. Selamat atas keberhasilannya Gregoria Mariska, Indonesia menunggu prestasimu di kancah Internasional. #SalamRaket