Masih hangat di ingatan para pecinta bulutangkis Indonesia tatkala
PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) mengumumkan daftar nama pemain
yang masuk ke Pelatnas PBSI dan pemain yang terdegrasi. Banyak nama-nama besar
yang angkat koper dari Pelatnas PBSI Cipayung dikarenakan prestasinya yang
dinilai kurang memuaskan sehingga terdegrasi, namun ada juga dari mereka yang
memang mengundurkan diri dari Pelatnas.
Dari beberapa daftar nama yang masuk sebagai “penghuni baru” Pelatnas
PBSI di kelas potensial, ada 2 nama yang cukup mengagetkan yaitu terpilihnya
Vehrenica Debora Rumate dan Mayrina Lukmanda sebagai Pemain Tunggal putri
potensial baru Pelatnas. Nama-nama yang digadang-gadang masuk ke Pelatnas
seperti Fitriani dan Intan Dwi Jayanti malah justru tidak dipanggil. Hal ini
yang kelak menjadi perdebatan banyak pihak, yang mengaku kurang puas dengan
keputusan PBSI. Banyak pecinta bulutangkis yang menamai dirinya “BL” (Badminton
Lovers) berkicau di dunia maya.
Seiring berjalannya waktu, ternyata saat ini masih ada beberapa
pihak yang berkicau dengan nada sinisme. Mereka mencecar Bambang Roedyanto
(Kasubid Hubungan Internasioal PBSI) melalui akun twitternya @broedyanto dikarena
atlet jagoannya yaitu Fitriani tidak masuk ke daftar nama penghuni Pelatnas
tahun ini, padahal prestasi Fitri dinilai cemerlang oleh mereka. Mereka mengaku
kecewa dengan masuknya Vehrenica dan Mayrina yang oleh para fans Fitriani
dianggap tidak lebih baik dibanding Fitri. Beberapa dari mereka ada yang
melontarkan kata-kata tidak menyenangkan, dan bahkan mendoakan “buruk”
karier Vehrenica dan Mayrina. Lebih parahnya bahkan ada seorang fans Fitriani
yang mencurigai masuknya Vehrenica dikarenakan ia menyogok pihak PBSI. Ada juga
yang mengungkit-ungkit status ekonomi keluarga Fitriani
Menanggapi itu semua, saya mencoba menanyakan tanggapan dari
Vehrenica dan Mayrina mengenai polemik yang masih berkembang.
“Ya kalo
aku nanggepin sih mungkin aku sedikit kaget ya ngeliat mereka coment segitu
negatifnya tentang aku. Tapi ya namanya orang kan ada yang suka ada yang nggak,
aku sendiri aja kaget bisa masuk sini apa lagi orang lain. Sedangkan fitri
prestasinya lebih dari aku, malah ngga masuk sini” ungkap Mayrina
Dengan
pertanyaan yang sama, saya juga mencoba menanyakan tanggapan Vehrenica, dan
berikut jawaban dari Vehren:
“Aku mah
nggak ambil pusing kok kak. Terserah mereka mau bilang apa, toh mereka juga cuma
coment. Aku nggak kesel kok, wajarlah mereka kan pendukungnya fitriani, jadi
otomatis mereka ngedukung Fitriani banget”
Mereka berdua bahkan mengaku kaget ketika mengetahui namanya masuk dalam daftar penghuni Pelatnas, Mayrina
bahkan mengetahui hal itu karena diberitahu temannya. Dan sebelumnya tidak ada
kontak dari PBSI mengenai hal tersebut.
Selanjutnya ditanya tentang prestasi dengan nada rendah hari,
Vehrenica mengaku prestasi Fitriani memang lebih baik darinya. Selama tahun
2013 ini memang banyak menjadi semifinalis saja di ajang Djarum Sirkuit
Nasional (Semifinalis Sirnas Lampung, Bali, Jogja), Vehren juga menjadi semifinalis
diajang Popnas 2013. Di akhir tahun lalu, Vehren juga berhasil menjadi juara di
ajang Pertamina Open. Dan penutup pertandingan akhir tahun, Vehrenica berhasil
menduduki peringkat 2 di ajang Junior Master. Sebetulnya ia tidak terkalahkan
di nomor tunggal remaja putri, semua lawan-lawan berhasil ia tekuk. Namun
rangkaain akhir Junior Master yaitu tes fisik yang juga menjadi point penilaian
penting membuat Vehren harus puas menjadi yang nomor 2, setelah dalam tes fisik
point yang ia raih kalah dengan atlet binaan Pelatprov Bali, Made Deya Surya
Saraswati.
Sama halnya dengan Vehren, Mayrina mengaku prestasinya di nomor
tunggal tahun ini hanya menjadi semifinalis di Djarum Sirnas Semarang dan
Surabaya serta menjadi finalis di Sirnas Jogja setelah kalah dengan rekan satu
klubnya Nisak Puji Lestari. Sedangkan di ajang Junior Master, di nomor tunggal remaja
putri ia menduduki rangking 5. Mayrina menambahkan, prestasinya di nomor ganda bersama
Bunga Fitriani jauh lebih baik dibanding di nomor tunggal. Di nomor ganda
remaja putri, Mayrina dan Bunga juga berhasil masuk ke 4 besar di ajang Junior
Master akhir taun lalu.
Kini sudah sepekan lebih Vehrenica dan Mayrina berlatih di Pelatnas
PBSI Cipayung, disanalah tempat atlet-atlet bulutangkis bangsa digembleng. Ditanya
mengenai harapan, Vehrenica dan Mayrina kompak menjawab ingin menjadi lebih dan
lebih baik lagi dari sebelumnya. Mayrina menambahkan dengan masuknya ia ke
Pelatnas ia berharap prestasinya lebih baik lagi, karena ia ingin membanggakan
kedua orangtuanya. Sedangkan Vehren mengaku harapan terbesarnya kelak adalah
menjadi Juara Dunia. [amin, mari kita doakan sama-sama]
Terlepas dari omongan miring segelintir orang tentang kedua atlet
bulutangkis muda ini, tentu saya dan kita seharusnya bersama-sama mendoakan
agar Vehrenica, Mayrina dan seluruh atlet-atlet kita agar terus berprestasi
demi kemajuan perbulutangkisan tanah air. Tak adil rasanya, bila ada yang
menghujat mereka berdua dikarena jagoannya tidak masuk Pelatnas. Vehrenica dan
Mayrina masuk Pelatnas juga bukan karena kemauannya sendiri, mereka memang
dipilih oleh tim penyeleksi dari PBSI yang memang sudah ahli dibidangnya.
Mungkin mereka memang melihat ada potensi besar dalam diri Vehrenica dan
Mayrina yang bila dikembangkan akan memiliki hasil yang maksimal. Tak hanya itu,
yang ingin saya sampaikan disini adalah Pelatnas bukanlah jalan satu-satunya
untuk meraih kesuksesan. Banyak atlet-atlet non-pelatnas yang sukses berkarier
secara professional.
Sebagai seorang penikmat bulutangkis, alangkah lebih indah apabila
kita tak saling menggunjing dan merasa bahwa atlet idolanya lebih baik. Bagi
bersama-sama kita doakan dan dukung mereka, agar kelak dapat menjadi
atlet-atlet kebanggaan bangsa yang berprestasi di kancah Internasional. Dukung terus
perbulutangkisan tanah air #SalamRaket